Hubungan pasangan suami istri |
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil 'alamin
Alhamdulillahi rabbil 'alamin
Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan nikmat dan karunianya kepada kita semua. Nikmat yang tak pernah putus, nikmat yang tak pernah bisa kita menghitungnya karena begitu banyak yang diberikan Allah kepada kita.
Allahuma shalli 'ala Muhammad. Sholawat serta salam marilah kita panjatkan kehadirat junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa kita nanti-nanti syafaatnya kelak di hari akhir.
Waktu berhubungan suami istri yang dianjurkan dalam Islam
Islam adalah agama yang syamil mutakamil (Komplit dan komprehensif), Mengatur kehidupan manusia dalam seluruh aspeknya, baik urusan pribadi, bermasyarakat, dan bernegara. Islam selalu memberi tuntunan dan pedoman agar kita selalu berada di jalan yang telah diridhoi Allah subhanahu wa ta'ala. Islam juga telah mengatur mengenai hal-hal yang fitrah seperti berhubungan bagi suami istri.Melakukan hubungan suami istri bagi pasangan merupakan hal yang wajar karena hal tersebut merupakan kebutuhan manusia. Islam memandang hubungan suami istri bukan sekedar nafsu belaka, melainkan juga sebagai ibadah kepada Allah SWT karena diharapkan para keturunan (penerus) mampu mengibarkan panji-panji islam.
Sebelumnya kami ingin mempertegas, Islam melaknat orang yang berhubungan suami istri bagi mereka yang belum terikat tali pernikahan. Islam memandang tinggi kepada para wanita, karena dari rahim merekalah kelak akan lahir khalifah-khalifah yang menyebarkan islam. Bagi para wanita/perempuan/gadis hindarilah berhubungan sebelum pernikahan, jagalah kehormatan kalian seperti kalian menjaga kehormatan orang tua kalian.
Waktu-waktu yang baik dalam melakukan hubungan Suami istri
1. Malam Senin (Minggu malam)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as, Nabi Muhammad SAW bersabda : " Wahai Ali, hendaknya engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam senin, karena apabila anak terlahir darinya maka ia menjadi penghafal Al Quran dan rela terhadap yang telah ditentukan Allah SWT atasnya." (Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin AL-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada abad ke-6, Makarimal Akhlak hal 211, Wasail asy-Syi'ah, Al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinuki dari Adab Zafaf halaman 84)
2.Malam Selasa (Senin malam)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as Nabi Muhamad SAW bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam selasa, maka anak yang terlahir darinya akan dikaruniai kesyahidan, ia tidak akan menyimpang dari kebenaran. Manusia suci dan bersih, wangi, pengasih , penyayang, serta lisannya akan tersucikan dari ghibah, bohong dan menuduh”.
[Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 84]
3. Malam Kamis (Rabu malam)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam kamis maka anak yang terlahir darinya akan menjadi penguasa yang adil dari para penguasa dan atau akan menjadi salah seorang ulama dari para ulama”.
[Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211, Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 84]
Hari Kamis; ketika menjelang tergelincir matahari (menjelang dhuhur)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam kamis maka anak yang terlahir darinya maka syetan tidak akan mendekatinya, ia akan memiliki pemahaman yang sangat (cerdas) dan Allah swt akan menganugrahkan kepadanya keselamatan dalam agama dan dunia.
[Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211, Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 85]
4. Malam Jum’at (Kamis malam)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as, Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada malam jum’at maka anak yang terlahir darinya akan menjadi seorang orator ulung”.
[Syeikh Radhiyuddin Abi Nashril Hasan bin Al-Fadl ath-Thabarsi, ulama besar pada abad ke-6 HQ, Makarimal-Akhlak, hal 211]
Jum’at sore (setelah ashar, sebelum maghrib)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as, Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada waktu jum’at sore maka anak yang akan terlahir darinya akan menjadi seorang figur yang terkenal dan atau ilmuwan (ulama).
5. Malam Jum’at; setelah waktu isya’ berlalu (akhir malam/dekat subuh)
Dalam wasiatnya terhadap Imam Ali as Nabi Muhamad saww bersabda: “Wahai Ali, jika engkau melakukan hubungan dengan istrimu pada akhir malam jum’at maka anak yang akan terlahir darinya akan menjadi seorang wali (ibdal)
6. Pada Malam Awal Puasa / Tanggal Satu Ramadhan
Berkenaan dengan hal ini Imam Ali as berkata: “Disunahkan pada malam awal bulan Ramadhan laki-laki berhubungan dengan istrinya; karena Allah dalam surat al-Baqarah ayat 187 telah berfirman: “ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu…”.
[Wasail asy-Syi’ah, al-Hurr al-Amili jilid 20 halaman 254 dinukil dari Adab Zafaf halaman 85]
Demikian sedikit pengetahuan tentang waktu yang baik untuk berhubungan dalam islam. Wallahu alam
bisshowab.
--Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam pengetikan ataupun penyampaian informasi, penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa karena kebenaran semata-mata hanya milik Allah Azza wa Jalla--
-- Sampaikanlah walau hanya satu ayat --
loading...
0 Response to "Waktu yang baik untuk berhubungan dalam agama islam"
Posting Komentar